Drs. Irrahmansyah

Ketua Yayasan Darrurrahmah yang menaungi unit SMP IT Az Zahra Lampung.

Aku adalah Harapan Orang Tuaku

Az Zahra berusaha mempersiapkan generasi unggulan menuju bangsa yang lebih bermartabat.

Pendidikan adalah Ujung Tombak Pembangunan

Guru memiliki posisi penting dalam pembangunan manusia Indonesia. Peran guru dalam membangun sumber daya manusia sangat krusial.

Terdepan dalam Prestasi

Para pencetak prestasi memiliki satu kesamaan, yakni keseriusan mereka dalam meningkatkan kemampuan dirinya tiap hari.

Persiapan hari ini menentukan prestasi hari depan

Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran.

Minggu, 23 Juli 2017

KISAH TABI'IN (ILMU MEMULIAKANMU)

KISAH TELADAN DARI ATHA BIN ABI RABA


Atha bin Abi Raba Kun-yahnya adalah Abu Muhammad Al-Makki. Dahulu ia merupakan seorang budak dari keluarga Abi Hutsaim. Ayahnya dikenal dengan Abu Rabah Aswadan, nama aslinya Aslam dan ibunya bernama Barokah. Ia dilahirkan di sebuah desa di negeri Yaman yang bernama Al-Janad di masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Atha wafat pada tahun 114 H.

Atha adalah seorang yang berkulit hitam legam, berambut keriting, dan berbibir tebal. Semasa di Mekah ia menjadi budak dari seorang wanita yang bernama Habibah binti Maisarah bin Abi Hutsaim. Tatkala sang tuan melihat budaknya ini mempunyai semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu dan berkhidmat kepada agama Allah, maka ia pun berinisiatif untuk membebaskannya dan mengharap pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bebaslah Atha dari belenggu perbudakan yang membatasi gerak-geriknya dalam meraih keutamaan di jalan Allah. Ia menjadi orang yang merdeka dan hanya menjadi budak Allah Ta’ala, Dzat yang telah menciptakan seluruh alam semesta ini.

Setelah merdeka, Atha tak menyia-nyiakan umurnya. Ia mencurahkan segenap jiwa dan raganya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hari-harinya ia isi dengan menuntut ilmu agama. Ia mulai mereguk segarnya warisan nabawi dari para sahabat-sahabat utama seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair dan selain mereka dari para pembesar sahabat rahimahumullah. Dadanya penuh terisi dengan ilmu dan hikmah serta fiqh dan adab.

Atha menjual dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semua waktunya telah diperuntukkan demi menuntut ilmu, hingga ia mencapai derajat yang tinggi dengan kemuliaan ilmunya tersebut.

Yahya bin Sa’id mengatakan, “Bagi Atha, masjid adalah tempat tinggalnya selama dua puluh tahun. Ia adalah orang yang paling bagus salatnya.”

Ibnu Juraij mengatakan: “Lantai masjid menjadi kasurnya selama dua puluh tahun, dan ia adalah orang yang paling bagus salatnya”. Ibnu Juraij melanjutkan komentarnya, “Sungguh aku bersamanya tiga belas tahun. Di masa tuanya saja dimana fisiknya telah melemah, ia salat dengan membaca dua ratus ayat dari Surat Al-Baqarah dalam keadaan kokoh berdiri.”

Ad-Daruquthni mengatakan “Atha pernah berkata, ‘Aku telah bertemu dan belajar kepada lebih dari dua ratus sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.”

Suatu ketika Ibnu Umar datang ke Mekah lalu orang-orang pun datang mengitarinya untuk meminta fatwa, maka Ibnu Umar mengatakan, “Kalian mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan ini kepadaku padahal di sisi kalian ada Atha bin Abi Rabah!!”

Perkataan yang senada pun diucapkan oleh Ibnu Abbas, tatkala ada seseorang yang diutus untuk mengajukan pertanyaan kepadanya, lalu sepupu nabi ini menjawab, “Wahai penduduk Mekah, kalian berkumpul dan meminta fatwa kepadaku padahal di tengah-tengah kalian ada Atha bin Abi Robah.”

Abu Ja’far Al-Baqir mengatakan “Bertanyalah kalian kepada Atha, dia itu orang yang paling baik di antara kita.” Ia juga menuturkan, “Ambillah (ilmu) dari Atha semampu kalian, karena tidaklah tersisa di muka bumi ini seorang yang lebih mengetahui tentang manasik haji selain Atha.”

ATHA BIN ABI RABA


Kedudukannya yang tinggi dan mulia tidak membuatnya terpana dan pongah, ia tetap mengenal dan sadar akan hakikat dirinya sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketinggian dan kemuliaan ilmunya tidak menjadikannya lupa diri, karena ilmu yang sesungguhnya adalah sesuatu yang dapat menghantarkan kepada ketundukan dan kerendahan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat tawadhu di hadapan manusia.

Imam Ibnu Abi Laila mengatakan, “Aku pernah berjumpa dengan Atha. Lalu ia menanyakan beberapa hal kepadaku. Maka sahabat-sahabat Atha tercengang keheranan seraya mengatakan, ‘bagaimana mungkin engkau yang bertanya kepadanya?’ Ia menjawab, ‘apa yang kalian herankan? Dia orang yang lebih berilmu daripada saya.”

Al-Asma berkata, “Suatu hari Atha bin Abi Rabah menemui Khalifah Abdul Malik untuk suatu kerperluan umat. Ia memanfaatkan kesempatan karena sang khalifah berada di Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Ia sedang bersantai di atas kasur tempat duduk raja dikelilingi para pembesar kerajaan Bani Umayah. Mengetahui kedatangan tamu yang mulia, seorang ulama karismatik yang dihormati. Spontan sang khalifah menyabut kedatangannya dengan hangat dan ucapan salam penghormatan. Sang raja dengan lapang dada mengajaknya duduk bersama di atas kasur miliknya. Namun, sosok ulama rabbani yang rendah hati ini justru menginginkan duduk di depannya, bukan di kasur mewah yang terbentang indah itu. Khalifah pun bertanya, “Wahai Abu Muhammad, apakah kebutuhanmu?” Atha menjawab, ‘Wahai Amirul Mukminin, bertakwalah kepada Allah atas apa yang Allah dan rasul-Nya larang dan hendaklah Anda jalankan kepemimpinan dengan bijaksana. Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap urusan muhajirin dan ansar, karena merekalah Anda memiliki singgasana. Bertakwalah atas urusan kaum muslim yang tinggal di perbatasan negeri, karena merekalah perisai dan pertahanan kaum muslim. Tunaikan seluruh perkara kaum muslim karena Andalah yang bertanggung jawab tentangnya. Dan bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas orang-orang lemah, janganlah Anda pancangkan palang pintu istana untuk mereka.” Maka Amirul Mukminin menjawab, “Semua itu akan kulakukan.”

Lalu Atha pun berdiri. Abdul Malik segera meraih tangannya seraya berucap, “Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya engkau dari tadi memintakan urusan orang lain kepadaku dan aku berjanji akan menunaikannya, namun engkau sendiri apa yang menjadi kebutuhanmu?” Atha menjawab, “Saya tidak meminta kepada makhluk akan kebutuhan saya.” Lalu ia keluar, maka Abdul Malik, “Sungguh inilah kemuliaan, inilah keagungan.”

Bersambung…

Khutbah Taaruf SMP IT Azzahra Tahun 2017: Pesantren Menjadi Pilihan Belajar

Pesantren Menjadi Pilihan Belajar, itulah headline yang diusung oleh SMP IT Azzahra dalam helatan kali ini, Khutbah Taaruf menyambut santri baru TP 2017-2018 yang diadakan pada Sabtu, 22 Juli 2017 bertempat di halaman kampus SMP IT Azzahra di kawasan Way Huwi, Kecamatan jatiagung, Lampung Selatan.

Bukan tanpa alasan Azaahra mengusung tema itu, tidak lain karena memang pada kenyataannya, masih banyak kaum muslimin hari ini yang menjadikan pesantren sebagai pilihan pendidikan yang ke sekian dan terpinggirkan.

Atas keprihatinan itulah, maka Azzahra muncul. Tidak mudah memang mengubah stigma yang sudah kadung terpatri kuat di benak kaunm muslimin. Akan tetapi, tidak ada istilah terlambat untuk memulai. Seberapapun kecil peran yang diambil, insya Allah apa yang Azzahra lakukan ini akan ada manfaatnya untuk Islam dan kaum muslimin.

Sebagaimana pesan Ust. Sholihin yang saat acara Khutbah Taaruf SMP IT Azzahra 22 Juli 2017 kemarin seraya menyitir Al Quran Al Qasas ayat 77: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

"Ayat ini hendaknya menjadi panduan utama kaum muslimin dalam menuntut ilmu. Tuntutlah ilmu akhirat untuk bekal hidup di dunia dan akhirat, akan tetapi jangan lupakan duniamu," tutur ustadz muda yang masih menempuh pendidikan di Universitas Islam Madinah semester akhir itu.

Ikhlas, Ikhtiar dan Tawakkal


Kesuksesan dalam menempuh pendidikan di pesantren paling tidak ada 3 unsur yang diperlukan, yaitu: ikhlas, khtiar dan tawakkal.

"Setidaknya ada 3 hal yang diperlukan oleh kita semua, orang tua dan santri sehingga bisa sukses dalam menempuh pendidikan di pesantren, yaitu ikhlas, ikhtiar dan tawakkal," papar Drs. Irrahmansyah, ketua Yayasan Darurrohmah, yayasan yang menaungi SMP IT Azzahra.

"Orang tua harus ikhlas melepaskan anaknya untuk belajar ilmu agama di pesantren. Ikhlas hanya mengharap ridho dari Allah subhanahu wataala. Begitu pula santrinya. Lalu berikhtiar, bersungguh-sungguh menggunakan segenap kemampuan untuk bisa menyerap semua ilmu yang diajarkan di pesantren, dan terakhir tawakkal. Setelah semua kemampuan dilakukan, barulah semua kita serahkan kepada Allah," lanjut beliau.

Empat Program Unggulan SMP IT Azzahra


Dalam kesempatan Khutbah Taaruf itu, Kepala Sekolah SMP IT Azzahra, Ust. Kuncoro, S.Si memaparkan ada 4 program unggulan yang ditawarkan Azzahra, yaitu:

1. Pelajaran Pondok Pesantren dan Praktiknya

Dengan kosep berasrama, maka Azzahra memiliki wkaut yang lebih lapang untuk bisa mengimplementasikan program belajar, termasuk pelajaran khas pondok pesantren, sekaligus implementasinya.

Ketika diajarkan cara berwudhu yang baik dan benar, maka santri akan diajarkan dari sisi keilmuan sekaligus praktiknya. Tidak hanya itu, santri juga dididik bagaimana agar bisa disiplin dalam mengaplikasikan ilmu yang didapatnya itu.

Misalnya, beberapa saat sebelum adzan berkumandang, maka santri sudah siap. Dari mulai wudhu dengan benar, menuju masjid,menjawab adzan, melakukan sholat sunnah rawatib, lalu sholat wajib dengan benar, dzikir setelah sholat, dll.

Kegiatan yang seperti ini, jika di-dawwamkan selama 3 tahun, insya Allah itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang akan membentuk karakter anak yang sholihah sebagaimana yang orang tu harapkan. Itu baru dari satu sisi sholat. Belum lagi sisi yang lainnya. Misalnya Aqidah, Akhlaq, Ilmu Al Quran dan Hadits, Sejarah Islam, Bahasa Arab, dll.

2. Pelajaran Umum Diknas

Ilmu tentang dunia itu juga penting. Azzahra tidak menampik hal itu. Maka, pelajaran-pelajaran umumpun tetap diajarkan. Harapannya, santri Azzahra selain menjadi pribadi yang sholih, juga sekaligus menjadi pribadi yang smart, mampu bersaing dan tidak mudah tergerus oleh zaman.

3. Tahfidz atau Hafalan Al Quran

Selama menempuh pendidikan di SMP IT Azzahra, insya Allah santri akan bisa menghafal minimal 5 juz Al Quran. Insya Allah.

Dari data yang ada, pencapaian hafalan Al Quran kelas 8 ada yang sudah hafal 6,5 juz, 4,5 juz, 4 juz. Lainnya, minimal sudah hafal juz 30 dan 29, proses hafalan di juz 28. (Jika di rata-rata, sudah hafal 3 juz). Sedangkan pencapaian kelas 9, ada yang sudah hafal 7,5 juz, 6,5 juz, 5,5 juz. Lainnya, minimal sudah hafal juz 30, 29, 28 dan juz 1, proses menghafal di juz 2. (Jika di rata-rata, sudah hafal 4,5 juz).

Melihat data yang ada ini, insya Allah target bisa hafal  5 Juz bisa dilalui. Insya Allah.

4. Implementasi Bahasa Arab dan Inggris

Satu lagi program unggulan SMP IT Azzahra, yaitu implementasi pemakaian bahasa Arab dan Inggris dalam percakapan keseharian di pondok pesantren. Kami yakin, dalam rentang waktu 3 tahun, santri Azzahra sudah bisa berkomunikasi dengan baik, baik bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Harapan Orang Tua


Dalam kesempatan Khutbah Taaruf kemarin, salah seorang wali santri Azzahra kelas 8, Bapak. Dwi Prasetyo, STP, MSI yang merupakan ayah dari ananda Kalisya Putri Prasitha menyatakan hal yang positif dalam perkembangan anaknya.

"Awalnya saya bingung mau menyekolahkan anak saya dimana, alhamdulillah ada Azzahra. Alhamdulillah, banyak sekali perkembangan anak saya selama mondok disini. Dari perubahan akhlaqnya yang semakin baik, juga hafalan Al Qurannya," papar Bapak Dwi Prasetyo yang saat ini juga sedang menjabat sebagai Kasubbid Monev Bappeda Provinsi Lampung itu

"Saya coba test hafalan Al Qurannya. Alhamdulillah. Saya saja tidak sanggup untuk bisa menghafal sebanyak ini. Terima kasih ustadz dan ustadzah yang telah membimbing anak saya," ujar beliau sambil berkaca-kaca.

Dalam kesempatan kali juga wali santri baru, Bapak Ardiansyah, SH ikut memberikan kesan, pesan dan harapannya. CEO Jawa Pos Wiayah Sumbagsel sekaligus Direktur Radar Lampung itu sangat berharap, agar anaknya bisa menjadi anak yang sholihah. Menjadi pribadi mandiri, wanita yang memahami kodratnya sebagai wanita muslimah dan memahami ajaran Islam dengan baik. (Kun)

Foto Dokumentasi Kegiatan


Berikut ini beberapa foto dokumentasi kegiatan Khutbah Taaruf, Sabtu, 22 Juli 2017 kemarin:


MC sedang membawakan acara


Ananda Khairunnisa Hakim sedang membawakan pidato bahasa Inggris


Pengurus Azzahra bersama orang tua santri



Pemberian santunan kepada anak yatim


Ananda Ghina Raudhatul Jannah sedang membawakan pidato Bahasa Indonesia


Nasyid persembahan santri Azzahra

 Ibu orang tua dan santri khusyu mengikuti acara demi acara

Sabtu, 15 Juli 2017

Menjalin Keakraban Santri SMP IT Azzahra Melalui Acara Outbond

Alhamdulillah... Tahun pelajaran baru 2017/2018 telah dimulai. Santri SMP IT Azzahra sudah kembali masuk sekolah. Saatnya kembali menuntut ilmu untuk bekal hidup nanti.

Di awal tahun pembelajaran ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka makin mengakrabkan antara siswa satu dengan lainnya, maka diadakan acara keakraban. Ingta, keakraban, ya? Azzahra tidak mengenal perpeloncoan. hehe..

Apalagi tahun ini banyak wajah baru yang mewarnai Azzahra. Ya, ada 28 santri baru santri baru Azzahra yang tahun ini menjadi keluarga besar Azzahra. Alhamdulillah.

Dalam kaitan dengan hal itu, maka dalam 1 minggu pertama ini, diadakan masa orientasi berupa acara keakraban antarsantri. Hal ini dilakukan agar antar mereka menjadi lebih akrab, merasa menjadi satu keluarga besar, menghilangkan rasa canggung antar mereka dan juga degan ustadzah.

Semoga langkah awal ini menjadi pembuka yang baik untuk keberlangsungan proses belajar mengajar di Azzahra. Insnya Allah...









Lowongan Guru Matematika SMP IT Az Zahra (Az Zahra Islamic Boarding School), Way Huwi, Lampung Selatan T.P. 2017/2018

Az Zahra Islamic Boarding School (AZIBS) adalah sekolah setingkat SMP khusus putri yang memadukan kurikulum Pondok dan Dinas, berdiri di atas kegelisahan menghadapi berbagai permasalahan kompleks pendidikan di negeri tercinta ini. Berharap dapat memberikan solusi konstruktif yang bermakna. Kami meyakini bahwa hidup dekat dengan al-qur’an memudahkan, membahagiakan, menenangkan, dan mencerdaskan bangsa. Kami berupaya mempersiapkan generasi yang mampu mendidik generasi Islam berikutnya, menuju bangsa yang lebih bermartabat, yang cerdas bersama al-Qur’an.



SMP IT Az Zahra (Az Zahra Islamic Boarding School) pada tahun pelajaran 2017/2018 ini membuka peluang sebesar-besarnya bagi Anda untuk bergabung bersama kami.

Posisi yang dibuka: Guru Matematika

Kualifikasi:
Akhwat muslimah, berakhlaqul karimah
Lulusan Sarjana Pendidikan Matematika
IPK min 3.00
Mampu berbahasa Inggris aktif
Berpengalaman

Kelengkapan berkas:

1. Surat lamaran kerja
2. Masukkan ke dalam map dengan melampirkan;

  • CV (cantumkan nomor hp dan alamat e mail Anda di dalamnya)
  • Fotokopi KTP
  • Foto berwarna 3 x 4 sebanyak 2 lembar
  • Fotokopi Ijazah S1 dan transkrip nilai
  • Surat Pengalaman Kerja


3. Berkas Dapat diantar langsung atau via pos dengan alamat: Jln. Airan Raya, no 77, Desa Way Hui, kec. Jati Agung, Lampung Selatan, kode pos: 35365
4. Berkas diterima selambat-lambatnya tanggal 31 Juli 2017